Selasa, 27 Maret 2018

Dahulu kala, kura-kura, laba-laba, dan lebah bersaudara. Suatu hari, ibu mereka sakit parah. Ibu mereka hanya dapat terbaring di tempat tidurnya.
Lalu, sang ibu memanggil ketiga anaknya untuk menemuinya. Sang ibu yakin sekali ketiga anaknya akan segera datang setelah ia panggil. Sebab, ia telah menjadi ibu yang baik selama ini.
Namun, ternyata sang ibu salah. Saat ia memanggil kura-kura, kura-kura tidak segera menemuinya. "Aku sedang sibuk mencuci, Bu. Ibu tunggu saja ya," kata kura-kura seenaknya.
Mendengar jawaban itu, sang ibu marah dan mengutuk kura-kura, "Jadi, kau sibuk mencuci ya. Kau anak durhaka. Kalau begitu, aku kutuk kau dan keturunanmu selamanya membawa bak cucian di punggung kalian."
Sejak saat itu, kura-kura selalu membawa cangkang berbentuk bak cucian di punggungnya. Begitupun dengan keturunannya.
Lalu, sang ibu memanggil laba-laba. Tapi, laba- laba juga tidak segera datang. "Aku sibuk merajut sarang, Bu. Ibu pasti bisa menunggu," jawab laba-laba.
Sang ibu kesal pada laba-laba yang tidak juga datang memenuhi panggilannya. Ibu pun mengutuk laba-laba, "Semoga kau dan seluruh keturunanmu terus merajut tanpa henti. Tapi, sarang hasil rajutanmu tidak akan bertahan lama karena akan dirusak manusia dan binatang lain."
Sejak saat itu, laba-laba dan keturunannya selalu merajut sarang yang indah.Tapi, sarangnya itu tidak bertahan lama dan mudah rusak.
Tinggal satu anak yang belum dipanggil, yaitu lebah. Saat lebah mendengar panggilan ibu dari kamar tidur, ia segera menemui ibunya.
“Ibuku yang malang. Aku harus segera menemui dan menemaninya," kata lebah sambil terbang menemui ibunya.
Ibu sangat senang sekali melihat lebah memenuhi panggilannya. Ia tersenyum lembut menyambut lebah.
"Anakku yang manis, semoga engkau dan seluruh keturunanmu bisa menghasilkan sesuatu yang paling manis dan berguna bagi semua makhluk," kata sanng ibu.
Sejak saat itu, Iebah selalu membuat madu yang sangat manis. Selain manis, madu juga bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Itulah balasan bagi Iebah yang sayang kepada ibunya. Sementara, kedua saudaranya yang tidak menunjukkan kasih sayang pada ibunya, akhirnya mendapat kutukan.
Pesan Moral dari Cerita Rakyat Dari Luar Negeri adalah sayangilah ibumu dan jangan menolak saat ia meminta pertolongan. Sebab, ia adalah orang yang telah melahirkan dan merawat dirimu dari kecil hingga dewasa. Tuhan akan menghukum anak yang durhaka kepada ibunya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Yudi Punya - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -